loading...
Monday, February 09, 2009

February 09, 2009

serem yah kalo udah denger yang namanya Hacker.
biasanya hecker itu kerjanya cuma ngerusak kan?, tapi sebenarnya gak semua hacker suka ngerusak lho, masih ada yang beraliran baik, kalo gak salah White Hacker Generation
  Jebolnya beberapa web site dunia, hingga sempat memancing amarah dan menyibukkan agen 'garang' FBI yang khusus ditugaskan Clinton, belakangan memang sudah tidak bisa ditolerir lagi. Bahkan, hingga kini pun perburuan terhadapa ulah usil hacker terus dilanjutkan. Wajar bila di usia yang masih muda ini, teknologi Internet masih ada bolong - bolong di sana - sini. Kesederhanaan sekuritas dan privasi di Internet memang masih terus disempurnakan.

  Dan pepatah memang kadang aneh, karena justru ada pepatah yang muncul dengan penuh perlawanan, seperti "Kejahatan bisa kalah jika dilawan juga dengan kejahatan". Dan ternyata hal ini berlaku di 'dunia gelap' para hacker, dan ternyata hacker benar - benar telah terbelah menjadi dua kutubb, sehingga ada hacker yang memanfaatkan momen ini untuk mencari keuntungan 'di jalan yang benar'.

  Para hacker putih yang tak kalah hebatnya ini, mulai mendaftarkan dirinya untuk menjadi bagian dari keamanan di bank - bank dan perusahaan - perusahaan besar seperti bank - bank di Israel dan Inggris, sampai perusahaan - perusahaan e-commerce di Inggris, dan mengecek keamanan sistem komputer mereka, sudah muncul di Swedia. Dan mungkin ini adalah salah satu solusi yang bisa diandalkan untuk menghambat gerak laju dunia hacker.

  Defcom (www.defcom-sec.com), sebuah perusahaan swasta yang bermarkas di Stockholm ini, yang didirikan di bulan April tahun 1999, adalah pelopor dalam bisnis yang misterius ini yang mirip dengan sebuah adegan dari novel fiksi ilmiah karangan William Gibson.

  Tetapi Defcom dibayar, untuk menempatkan para 'hacker putih' di perusahaan - perusahaan besar, yang kebanyakan bergerak di bidang perbankan, asuransi, dan e-commerce di seluruh Eropa. "Sembilan dari sepuluh perusahaan yang menyewa kami, sistem komputernya dapat kami tembus melalui internet", kata CEO Defcom, Thomas Gullberg. "Ini adalah statistik yang menakutkan", ujarnya.

  Defcom mengharapkan dapat berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan untuk melindungi diri dari hacker, pengguna yang mahir dari bahasa program komputer yang dapat menembus komputer sistem atau situs web untuk mengubah atau mencuri informasi.

  Para konsumen menghabiskan uang sekitar 30 milyar dollar untuk berbelanja di Internet tahun lalu, suatu pertanda bahwa banyak orang telah kehilangan kekuatiran tentang keamanan berbelanja di Internet. Sebagian besar dapat menerima barang yang dipesannya dan tidak mengalami masalah setelah memberikan nomor kartu kreditnya.

  Di lain pihak Internet juga menjadi tempat bermain yang makin menarik bagi para hacker setelah e-commerce merebak di AS dan Eropa, dan data sensitif dikirim melalui Internet. Para pakar keamanan Internet berkata bahwa beberapa situs Web mengabaikan masalah keamanan saat mereka hendak buru - buru berkiprah di Internet. Salah satu masalah baru adalah akan datanya teknologi telepon selular yang terhubung dengan Web, yang membuka peluang yang lebih luas bagi hacker untuk beraksi.

  Dan ada kekuatiran bahwa terlalu banyak fasilitas pengamanan akan membuat pengunjung situs tersebut enggan membuat pengunjung situs tersebut enggan datang lagi dan menurunkan transaksi, sementara fasilitas pengamanan yang mahal tersebut tidak seimbang dengan pendapatan dari pemasaran dan perolehan konsumen.

  Survei oleh Zona Research menunjukkan bahwa konsumen yang harus menunggu lebih dari 8 detik akan pindah ke situs lain. Para hacker dapat masuk ke dalam hampir setiap sistem komputer bila mereka mau, demikian menurut Defcom.

  Defcom adalah salah satu dari ratusan perusahaan Internet di Swedia, salah satu negara dengan pengguna Internet terbanyak. Dengan penetrasi Internet yang tinggi dan penggunaan yang luas dari e-commerce dan perbankan Internet, Swedia juga mempunyai sistem keamanan online terbaik di dunia.

  "Kami bertujuan menjadi yang terdepan di Eropa. Saya rasa kami sudah mencapainya", kata Gullberg, "Ini adalah ladang yang baru. Kami adalah satu - satunya yang telah mampu mengelolanya dengan benar. Beberapa perusahaan lain telah mencoba tapi gagal...."

  Awalnya sangat sulit untuk mengumpulkan para hacker, tapi Gullberg terkejut dengan kesediaan sebagian hacker untuk bekerja terang - terangan dengan sah. "Kami membuat nama hacking menjadi setingkat lebih tinggi, yaitu hacking yang putih", kata Gullberg. "Kami mengumpulkan para hacker di bawah satu atap. Mereka adalah orang - orang terbaik di bidangnya, dan mereka tahu bagaimana cara hacker beroperasi"

  Ini tergambar dari motto Defcom yang terpampang di salah satu ruang hacker utamanya, "It takes one to know one". Perusahaan Swedia ini - dengan satu kantor di London - mempunyai staf yang telah mencapai lebih dari 40 orang, yang sekitar setengahnya adalah hacker profesional, berumur 23 sampai 30. Satu orang memiliki catatan kejahatan.

  Untuk melengkapi keahlian dan pengetahuannya, perusahaan tersebut juga mempekerjakan seroang petugas polisi dari divisi keamanan TI (Teknologi Informasi) di unit pencegahan kejahatan nasional Swedia. Begitu ditugaskan untuk mencek sistem keamanan suatu perusahaan, staf yang ditunjuk segera melakukan analisis teknis dan pergi ke negara ke tempat perusahaan tersebut lalu mulai berusaha melakukan hacking.

  Yang membuat mereka berbeda dari perusahaan - perusahaan keamanan data lainnya adalah mereka benar - benar membuat perubahan dalam sistem komputer pelanggan mereka untuk melihat apakah sistem itu bisa diterobos, kata Defcom. "Kami tidak hanya memasuki firewall dan membuktikan bahwa kami bisa menerobos, tapi kami masuk ke komputer - komputer utama", demikian menurutt hacker internet senior Defcom, yang minta tidak dicantumkan namanya, kepada Reuters.

  Perusahaan itu merahasiakan nama hacker-nya untuk mencegah balasan atau serangan hacker yang sebenarnya terhadap para hacker yang sah ini. Defcom butuh waktu sekitar dua jam sampai tiga hari untuk mengatasi kebanyakan kasus dan memberi solusi pencegahannya.

  "Kami menceritakan yang sebenarnya pada klien. Kenyataan yang pahit", kata Gullberg. "Keamanan selalu menjadi masalah dalam dunia bisnis dan sampai sekarangpun masih. Internet bukanlah suatu tempat yang aman", kata Gullberg.

  Defcom berkata bahwa tidaklah sulit untuk meyakinkan perusahaan mengenai keahlian mereka, walau pengelola TI perusahaan klien selalu gugup saat mereka berusaha menerobos sistem perusahaan tersebut. Kebanyakan penerobosan ilegal di bidang keuangan dilakukan untuk mencuri data nomor kartu kredit tapi kemudian berkembang cepat menjadi spionase industri.

  Defcom berkata bahwa sebuah pasar bawah tanah yang dikenal sebagai situs "pialang informasi" makin banyak tumbuh di Internet dan menawarkan jasa hacker untuk menerobos sistem komputer perusahaan tertentu untuk mencuri rancangan mobil atau data - data perusahaan.

0 comments:

Post a Comment